Tuesday, December 21, 2010

Selamanyakah Bersama Jemari Lembut ?

Matahari rupanya sedang bersahabat dengannya. Tak terik tak juga redup. Tapi hatinya yang seakan tak mau mengerti. Di depannya terpampang sebuah buku tebal. Hanya bunyi tuts keyboard yang menemaninya. Dibuatnya ‘Tentang Aku’.
Gadis ayu bermata tajam lalu mengalihkan pandangannya. Ditatap kembali media penghubungnya. Dikeluarkan semua aplikasi yang sedang dilihatnya. Terpampang segurat wajah dengan seukir senyum. Tak lupa pula ditariknya bibirnya membentuk garis indah yang menceriakan matanya.
Malam bercahaya ketika ia telah selesai menuntaskan pekerjaannya untuk berbagi dengan mereka yang mungkin akan mengalami kisah yang berbeda, hampir sama, sama, bahkan benar sama dengannya.
Lalu ia menantang dinginnya malam dengan meninggalkan tanda di sebuah tempat pertanggungjawaban.
Ketika terdiam, kata-kata tak yakin namun pasti meluncur,
“Katakanlah! Tanyalah padaku.”
“Adakah kau untukku?”
Seakan bersuara, jemari lembut berbisik dalam hening, “Kau menerimaku bukan? Aku ada untukmu.
Berhentinya alunan daun dan waktu yang ditemani tertegunnya sang angin membawa kepalanya untuk terangguk namun tanpa kata.
Sekali lagi semua terulang namun tanpa anggukan.
Mendekatkan diri pada kehangatan yang menunggunya. Dia tersenyum. Dia hanya terdiam dan tak berbicara. Tapi sorot matanya menandakan dia mulai menginginkannya. Ketika ia tenang, dia tepikir tentang dia yang sebelumnya memilih untuk tetap berkeras hati. Bersikukuh dia tak merasa sakit bahkan kesepian. Dia yang berbahagia dan dia yang ceria. Tapi keteguhan itu akhirnya tak mampu ditahannya sendiri. Ia termenung, ia terpaku.
Di sela binar matanya, ia hanya menyandarkan segala keletihan hatinya. Ditemukannya semangat baru untuk kembali percaya. Percaya pada kisah indah yang akan segera dilaluinya. Meski tak tahu akankah itu bertahan sedetik, sekejap atau mungkin mengakhiri semua perjalanannya. Tak peduli dengan kisah kelam terdahulunya.
Tanpa sadar ia menangis, namun tak ada gurat kesedihan yang tergambar dari alisnya yang mungkin akan membentuk kegelisahan ketika ia resah. Ditatapnya cermin di sampingnya. Ia juga tak paham dengan sebuah gambaran wajah yang didapatinya. Puaskah atau justru semakin terbebani.
Dia bingung dan sangat tak mengerti. Bahkan ketika dia mengangkat kepalanya. Menyibak rambutnya yang tergerai dan mengeyampingkan beberapa helai yang menutupi matanya. Menegakkan bahunya dan menggerakkan bibirnya.
Gadis ayu bermata tajam itu telah memilih untuk menyimpan tanya di hatinya, :Selamanyakah Bersama Jemari Lembut?”.

Just_Indha

No comments: