Monday, January 3, 2011

Tuhan, Aku Ingin Menangis

               Mungkin di bagian inilah sisi terkelam dalam hidupku. Aku tak bisa memungkiri dan tak bisa aku hindari. Tak mampu aku menahan segala kesakitan dan kepedihan yang telah lama kupendam di dalam hati ini. Aku yang selalu mencoba bertahan bahkan di saat terperih sekalipun. Dan hari ini, hari ini adalah hari yang tak akan mampu lagi membendung dan menyembunyikan sakitnya rasa.
Namun salahkah aku, bila kupendam rasa ini
(Rasa Ini – Vierra)
        Sebuah kalimat dari lirik lagu yang menjadi kutipan ini seakan begitu dekat  membisikkan kata ini berulang-ulang. Tergetar hatiku karena tak mungkin tak sempat dan tak ada waktu untuk kuraih impianku. Bahkan setetes air matapun tak sanggup kukeluarkan dari mataku yang sayu ini.  Mata yang tak lagi memancarkan binar bahagia seakan kehilangan cahaya penunjuk arah kehidupan. Entah apa yang harus kulakukan. Aku hanya ingin menangis. Izinkan aku menangis. Berikan setets air mata saja untukku. Satu buliran air mata yang mampu mengalirkan semua yang selama ini selalu kuimpikan dan seakan nyata. Mengapa Engkau tak membiarkan kuhiasi hariku dengan deraian tangisan? Aku hanya minta setetes air mata, Tuhan!
              Aku marah? Yah tentu saja aku marah. Doaku terlalu berat untukMu meski aku tau tak ada yang sulit bagiMu. Tapi ketika Kau tak berkenan mengabulkan bahkan hanya untuk mendengar doaku saja, diakhir penantianku ini aku telah mengirimkan doaku yang termudah padaMu. Berikan aku air mata!
              Terlalu sering kutumpahkan air mataku untuk begitu banyak hal tak berguna ketika aku marah padaMu. Apakah ini balasan dariMu, mengeringkan sungai bening dari sudut mataku yang kuyakini mampu menenangkan aku? 
               Jatuhnya air mata bukan suatu kelemahan, melainkan manusiawi, mengingatkan aku bahwa aku masih memiliki hati. Kesalahan besar aku ingin menangis saat ini.  Tak pantas aku menangis karena aku tak memiliki hak untuk melakukannya. Tapi apakah aku benar-benar tak diizinkan untuk menangisinya? Tuhan jika kau ada untuk mendengarku, berikanlah aku setetes air mata saja.
Tuhan...
Hari ini saja, jam ini saja, menit ini saja, detik ini saja, izinkan aku menangis
Aku ingin menangis
Hingga air mata memenuhi sapu tangan kesayanganku,
Aku ingin menangis
Hingga aku tak lagi ingin menangis
Tuhan...
Izinkan aku menangis
Sekali ini saja, hingga terasa sesak di dada
Izinkan aku menangis
Untuk hal-hal yang bahkan tak perlu kutangisi
Tuhan...
Bolehkah aku menangis meskipun banyak orang yang menatapku dengan penuh curiga?
Bolehkah aku menangis meskipun itu hal yang sia-sia?
Tuhan...
Aku ingin menangis menumpahkan semua yang tersimpan dalam hati
Aku ingin menangis  agar aku mejadi orang yang lebih baik
Tuhan...
Aku ingin menangis
Izinkan aku menangis
Satu hari saja dalam setahun karena di 364 hari selanjutnya, aku tidak akan menangis lagi
Izinkan aku menangis menumpahkan tangisan selama 364 hari sebelumnya

No comments: