Sunday, October 14, 2012

Sometimes You Don't Need Your Senses

Teringat kisah beberapa waktu yang lalu ketika seorang teman mengkritikku. Saat itu hanya bisa tersenyum bahagia karena masih dipedulikan namun juga nyesek karena semua penilaiannya salah. Saat itu sebenarnya hanya ingin berkata “hey.. itu bukan aku!”.

Mungkin semua berawal dari kegemaranku berkicau di twitter dan media lain. Menulis banyak hal, ngobrol dengan orang-orang (yang sebagian bahkan tidak pernah kutemui), memajang aktifitas yang (tidak semuanya benar-benar) kulakukan.

Bagiku, dunia maya tetaplah dunia maya. Disana aku (dan orang lain) bisa menjadi siapa saja, bisa menjadi apa saja, bisa berekspresi apa saja sesuka hati tak peduli itu benar-benar nyata atau tidak.

Dunia maya… tempat dimana fact and fake jadi satu. Disana aku belajar. Disana aku bekerja. Disana aku bisa tertawa. Disana aku bisa menangis. Dan  dari sana juga aku menemukan orang-orang baru yang secara nyata bisa menceriakan hari-hariku namun dari sana juga aku ‘ditinggalkan’ orang-orang yang seharusnya saat ini membuatku tersenyum.

Semua jadi pelajaran bahwa ternyata apa yang kubaca belum tentu sebuah kebenaran, apa yang kulihat belum tentu itu adalah kenyataan dan apa yang kudengar belum tentu itu adalah fakta.

Butuh untuk lebih mengenal, memahami dan mengerti sebelum menilai. Butuh untuk mengkroscek sebelum menghakimi bahwa itu salah atau benar, bahwa itu nyata atau palsu, bahwa itu fakta atau kebohongan.

Not everything you read is True.

Not everything you see is Real.

Not everything you hear is Fact.

Source: viraphier

1 comment:

Yuni Murharjanti said...

dunia maya sekarang bukanlah satu2nya hiburan yg aq rindukan. Bertemu dg para pelanggan di dunia nyata, melayani kebutuhan fashion mereka dan bekerja sembari bercanda dg anak2 buah jadi hiburan nyata sehari2...dan tentu aja juga uang yg riil dari para pelanggan hehehe...